Kamis, 25 Februari 2016

Bintang yang tak padam

Hening malam yang menghanyutkan
Kau larut dalam lamunan
Berbaring sendirian di rerumputan
Menatap cahaya bintang pada langit malam

Kau menikmati waktu
Dan memutar memori masa lalu
Mencoba menarik napas panjang
Lalu mengukir seulas senyuman

Indah
Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan tentangnya
Semua memang terasa indah saat kau bersamanya

Mengingat kala itu,
Saat kau bosan dengan hari-harimu
Ia datang sebagai penyelamat dan membawakan es krim kesukaanmu
Terukir senyum pada bibirmu
Bercanda ria berdua menikmati waktu

Saat kau merasa lelah dengan pekerjaan dan masalahmu
Ia datang menemuimu
Memelukmu, mendengarkan semua keluh kesahmu
Saling menguatkan dan meneguhkan hatimu
Dan lagi-lagi senyumnya membuatmu lega dan bahagia

Entahlah, disaat ia tersenyum dan tertawa
Kau ikut senang dibuatnya
Seolah ia memberi pengaruh besar padamu
Pada hari-harimu, dan juga hatimu

Dan kini semua itu hanya menjadi kenangan
Memori indah pada masa lalumu

"Saat kau melihat bintang di langit ini, mana yang akan kau pilih?"
"Bintang ini sangat banyak, mmm tapi aku pilih yang paling terang," jawabmu girang
"Hahaha, kau yakin?
Pilihlah yang tak pernah padam"

"Tapi kenapa?" tanyamu heran
"Karena yang paling terang belum tentu takkan padam.
Pilihlah bintang yang tak pernah padam, yang selalu menemani malammu.
Yang bisa kau tatap tiada habisnya."

"Untuk apa aku selalu menatap bintang,
bila sekarang aku bisa menatapmu tiada habisnya?"
"Karena...bintang yang tak pernah padam itu adalah... aku.
Saat harimu melelahkan, lihatlah bintang itu.
Maka disitulah aku.
Memberi terang pada gelapmu."
"Baiklah, kalau begitu kupilih bintang yang tak pernah padam untukku."jawabmu sembari tersenyum

Dan itulah memorimu tentangnya
Seseorang yang dulu pernah hadir di hidupmu, yang sangat kau cintai, kau sayangi
Dan kini telah pergi untuk lebih bahagia
Bahagia dalam pelukan Sang Pencipta


Dan begitulah kau mengenangnya
Sebagai bintang yang takkan padam
Dalam langit malammu
Dan lebih dari itu, yaitu
di hatimu yang terdalam


-Semesta-
Didedikasikan untukmu yang jauh di sana

Selasa, 26 Januari 2016

Mungkin dan mungkin

Aku tak tahu apa yang datang
Malam itu seakan jadi malam terpanjang bagiku
Aku tak mengerti apa yang menghampiri
Namun jelas, itu membuatku terjaga hingga pagi

Ketika sang fajar mulai merona dan menyapa
Saat itu pula kau hilang dalam bayang
Masih ku ingat jelas, nada suaramu membisikan namaku lembut
Oh, ini sungguh menyiksaku!

Tapi tunggu dulu...
Bahkan kau pernah menyiksaku lebih buruk dari tangisan malam ini
Ingat?
Ketika kau membuang sepasang gelang pemberianmu tepat di hadapanku
Ketika kau menolak pelukanku dan memilih pergi
Bahkan ketika sumpah serapahmu kau serukan untukku

Sungguh, ini semua konyol!
Mengapa bisa aku mengingat luka yang kau toreh?
Mengapa bisa aku merasakan degub jantungmu dulu?
Mengapa bisa kenangan-kenangan itu tertata rapi di sini?

Siapa sangka bila aku masih menyebut namamu dalam doa
Siapa sangka bila aku masih menitikan air mata untuk kenangan "kita"
Siapa sangka bila aku lelah berlari jauh untuk sekedar melupakan semua

Mungkin aku hanya tersesat dalam lubang besar
Lubang hatiku, yang ku gali sendiri untuk mengubur "kita"

Mungkin aku hanya tersesat di persimpangan jalan
dan kalbu menghalangi arahku menuju jalan pulang

Mungkin hanya aku yang merasakan
Saat kau tak peduli, betapa asing hari-hari kujalani tanpa pelangi

Bilamana harus
Maka aku pergi
Bilamana Waktu bertahta
Inginku memelukmu selagi bisa


-semesta-
25.01.16

Selasa, 01 Desember 2015

Sorot matamu (dulu)

Sorot matamu...
Salah satu bagian yang paling aku sukai
Yang selalu kutemui pelangi di dalamnya
Dulu.

Mata yang hanya
milikku dan milikmu
Dulu.

Aku kehilangan hal terindah
Pelangi yang kusukai pudar
Ia pergi menurut pada jejakmu
Jejakmu yang semakin menjauhi sukma ku

Aku kehilangan sorot matamu
Sorot mata yang selalu ku kagumi

Tetaplah menjadi indah,
Meski pelangimu bukan untukku (lagi) ...




-semesta-
30.11.15

Selasa, 17 Juni 2014

Inilah Aku dan Semestaku




inilah aku dan Semesta itu..
cuplikan kebahagiaan kecil
diantara jutaan kebahagiaan yang telah dilalui bersama

inilah aku dan Semesta itu..
saat tangan dan jemari kami mulai menyatu
saling mengucap janji,
dan melingkarkan jemari kelingking

inilah aku dan Semesta itu..
terikat janji yang senada
ya, janji senada di altar suci
janji tuk setia sehidup semati

inilah aku dan Semesta itu

dan inilah aku dan semestaku

Jumat, 13 Juni 2014

Aku, kamu, dia ~ Masih Catatan Nayla

Aku masih ingat hari itu. Dimana saat kau menemaniku dalam tangisku. Aku terlalu bodoh untuk menangisi semua yang terjadi. Tapi satu hal yang tak kulupa, caramu mendengarkanku dan menemaniku dalam tangisku. Aku, kamu, dia.

Ini rumit.

Ya, terlalu rumit. Saat ia pergi dan kau disini mendengarkan aku. Merangkulku dengan segala perkataan bijakmu. Aku masih takut mengartikan ini semua sebagai ‘lain’. Terlalu takut.

Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, yang kurasakan akhir-akhir ini memang menakjubkan. Di balik kerapuhanku, ada kamu sebagai seorang yang menenangkan aku dan menyemangati aku. Saat ia pergi dan kau masih disini bersamaku. Rasanya lain.

Nyaman.

Aku memang merasa kehilangan, tapi entah mengapa saat kau disini sejenak aku bisa sedikit melupakan kesedihanku. Selingan candamu, membuat aku terhibur meskipun hati ini masih menangis. Aku tertegun.

Aku takut terjebak dalam perasaan ini. Aku belum menemukan jalan keluar untuk masalahku, dan aku takut mengartikan keberadaanmu disampingku. Aku masih bimbang untuk memilih bertahan atau melepaskan. Lebih sakit mana, melepaskan atau bertahan? Aku belum bisa menjawab.

Dan pada hari itu juga, aku tak berdaya menatap matamu. Sungguh, ada sesuatu yang membiusku untuk lemah jika menatapmu. Ada apa dengan ini semua?

Aku takut jika nanti kau sama saja dengannya, mencampakkan aku lalu pergi. Membuangku begitu saja, dan meninggalkanku dengan hati yang remuk.

Dia alasanku menangis.

Dan kamu alasanku untuk kembali tersenyum.







Dalam bimbangku,

Nayla :’)

Catatan Nayla #2

Catatan Nayla ~ #2



Dalam kesempatanku ini, masih saja aku ingin membicarakanmu. Lagi-lagi tentangmu. Aku juga tak habis pikir dengan diriku sendiri, mengapa aku begitu sering membicarakanmu. Bahkan hal tentangmu yang kuceritakan pada yang lain secara berulang-ulang tak sedikitpun mengundang kebosananku. Aku hanya saja masih belum bisa menyimpulkan bahwa apakah ini bagian dari cinta. Aku menyukaimu. Luar dan dalam mu. Aku tahu lebih dan kurangmu. Dan aku merasa sanggup menerima itu semua.

Aneh rasanya, ketika kita saling bergurau yang menjurus ke suatu percakapan yang bisa-bisa membuatku melayang. Meski hanya candaan. Aaah.. tapi aku wanita, terlalu mudah mengingat hal-hal sepele yang menurutku indah. Ya, indah.

Dan kini yang ku rasakan ialah ‘indah’ku itu adalah dirimu.  Banyak hal yang bisa ku temui darimu. Dan itu lain. Lain sekali rasanya jika dibandingkan saat aku bersama teman-teman lawan jenisku yang lainnya. Seperti yang kubilang, kamu memang ‘indah’. Dan kamu juga yang menyebabkan guncangan hebat dalam hati ini bahkan perasaan ini.

Satu hal yang masih kutakuti. Akankah ini hanya ketertarikanku sesaat? Dimana kita saling bertemu pada satu titik dengan masalah masing-masing dan saling menguatkan satu sama lain. Dan seiring dengan itu semua, skala aku berkomunikasi dan bertemu denganmu bisa dibilang makin sering.

Ini luar biasa.

Aku selalu menikmati tiap prosesnya. Bahkan tiap guncangan yang hadir dalam perasaanku ini, aku berusaha menyembunyikannya. Aku malu jika kau mengetahuinya. Aku masih tak ingin ini semua kau ketahui terlalu cepat. Tapi aku juga tak ingin ini semua hanya berlalu begitu saja.

Mengenalmu.

Guncangan ini.

Perasaan ini.

Ini semua luar biasa!







Nayla :)